kali ini saya mau curcol tentang jurusan yang sama sekali engga ada di otak saya pada masa SMA lalu. Cerita dimulai dari kegagalan saya yang engga masuk univ negri di seleksi bersama beberapa bulan lalu. Pada saat itu, jurusan yang saya inginkan adalah Sastra Indosenesia kalau engga Biologi. Ngebeeetttt banget pengin masuk jurusan itu dan tentunya di univ negri, saya sempet berfikir untuk mengikuti seleksi bersama lagi tahun depan engga kuliah dulu gitu. Tapi saya fikir-fikir lagi apakah tahun depan saya udah terjamin bakal masuk univ negri dan jurusan yang saya inginkan? apakah saya masih sesemangat sekarang untuk masuk jurusan itu? apakah engga buang-buang uang ortu? apakah,apakah dan apakah. kata-kata itu selalu menghantui saya di setiap detiknya (lebayyy). Tapi beneran saya bingung banget waktu itu, takut keputusan saya salah dan yang paling penting takut nambah kekecewaan ortu saya yang emang udah kecewa karena kegagalan yang saya tulis diatas.
Dengan pemikiran panjang akhirnya saya memutuskan untuk kuliah di swasta dan mengambil jurusan Sastra Jepang, kontan mom, dad (sebel banget ya?) dan sodara-sodara saya kaget. Karena, mereka tau saya engga ada dasar sama sekali dengan bahasa Jepang, tapi saya ngotot karena pada saat itu setan ego saya lagi pada ngumpul di diri saya. Ego saya pada saat itu adalah 'yang penting sastra' bodo amat mau ada dasar, mau engga yang penting sastra. Disitu saya diceramahin sama beberapa orang, apakah saya yakin sama keputusan saya? apakah cuma modal 'suka sastra' saya engga keteteran? kembali lagi pertanyaan APAKAH muncul di otak saya.
Dan pada saat itu, hanya keputusan satu malam (kaya lagu dangdut
what? akuntansi? apa hubungan sama sastra? apa hubungan sama biologi? seriusan mir?
yup saya memang engga ada dasar akuntansi sama sekali, kaya Sastra Jepang. Tapi saya mikir lagi, dengan saya engga masuk univ negri dan malah masuk swasta saya engga mau mengecewakan ortu saya untuk kedua kalinya. saya ingin jurusan yang banyak diminati oleh perusahaan manapun di seluruh dunia. saya ingin setelah saya lulus, gampang untuk nyari kerja, dan jujur ortu saya cukup bangga dengan keputusan saya :D
*saudara-saudara sekalian, tulisan saya ini hanya buah pemikiran saya aja, cuma kisah hidup saya. Bukan berarti universitas negri adalah segala-galanya, bukan menyepelekan universitas swasta, bukan bermaksud menyinggung para mahasiswa/i negri, bukan juga bermaksud menyinggung para mahasiswa/i yang bersangkutan sama jurusan-jurusan diatas.Sekali lagi, ini cuma pemikiran saya dan dari sudut pandang saya.
Bila ada kesalahan dari tulisan saya ini dan menyinggung beberapa pihak saya mohon maaf sebesar-besarnya...
wasalam :)
Sabar yaa nak hidup mah da peurih
BalasHapus